Rabu, 17 Februari 2016

Persiapan Diri (Performa)


A.    Persiapan yang dilakukan oleh presenter sebelum melakukan presentasi, yaitu:
1.      Mempersiapkan materi yang akan dipresentasikan.
2.      Membuat media seperti slide power point atau yang lainnya untuk menunjang/membantu presentasi. Usahakan membuat media yang menarik, supaya audience tdak bosan
3.  Memperlajari materi yang akan dipresentasikan, serta memahaminya supaya dalam melakukan presentasi presenter tidak terlalu banyak membaca materi (text book).
4.   Berlatih di depan cermin atau di depan teman untuk mengetahui gerakan yang harus digunakan dan tidak perlu digunakan.

B.     Penampilan/performa fisik yang baik saat hendak berbicara atau presentasi di hadapan publik (tata cara berpakaian dan kondisi fisik yang lain), yaitu:
1.      Menggunakan pakaian yang rapih dan sopan.
2.  Lebih banyak menjelaskan, maksudnya presenter memaparkan materi sesuai dengan pemahamannya dan tidak terlalu banyak text book
3.      Menggunakan body language yang baik dan tidak berlebihan.
4.   Dalam menyampaikan materi menggunakan bahasa yang baik dan tidak mengandung unsur sara.
5.  Berinteraksi dengan audience, seperti membuka sesi tanya jawab, memberikan izin kepada audience lain untuk mengemukakan pendapat.

C.     Penampilan/performa fisik yang tidak baik saat hendak berbicara atau presentasi di hadapan publik (tata cara berpakaian dan kondisi fisik yang lain yang tidak baik), yaitu:
1.      Presenter menggunakan pakaian yang tidak rapih dan sopan, misalnya presenter menggunakan kaos.
2.      Dalam menyampaikan materi terlalu banyak membaca daripada menjelaskan.
3.      Terlalu banyak menggunakan gerakan saat menyampaikan materi.
4.      Tidak membuka ruang untuk audiene yang ingin bertanya dan mengemukakan pendapat.
5.      Presenter tidak dapat menerima pendapat dari audience.

D.    Performa yang baik dalam membuka kelas (oppening class) pada sebuah situasi “public speaking”
1.      Memulai dengan mengucapkan salam.
2.      Memperkenalkan diri kepada audience
3.      Menjelaskan tema yang akan dibahas.
4.      Pembahasan materi.

E.     Contoh teks pembuka (oppening) saat memulai sebuah presentasi
“Assalamualaikum wr. Wrb. Perkenalkan nama saya Tati Indriani. Sebelumnya mungkin saudara-saudara sudah akrab ya dengan kata ‘narkoba’? Disini saya akan mempresentasikan mengenai dampak narkoba”

F.      Cara menghilangkan grogi (nervous) saat akan presentasi di hadapan publik
1.      Berusaha untuk rileks dengan cara mengatur pernapasan.
2.      Terus fokus memahami materi yang akan dipresentasikan.
3.      Berjalan-jalan dengan memahami materi.
4.      Minum air putih.

*)Catatan: setiap orang mempunyai cara yang berbeda-beda untuk mengilangkan rasa nervous.


Jumat, 01 Januari 2016

KETERAMPILAN DASAR KONSELING

Keterampilan dasar adalah suatu kemampuan atau keterampilan khusus yang harus dimiliki seseorang dalam suatu bidang pekerjaan tertentu. Misal konseor yang harus memiliki keterampilan dasar konseling. Keterampilan konseling adalah keterampilan komunikasi yang penting dan sangat efektif untuk membantu orang lain dalam memecahkan masalah orang lain atau klien.

Fungsi keterampilan dasar konseling bagi guru Bimbingan dan Konseling adalah agar guru BK mampu menghadapi konseli (siswa) dan memberikan layanan konseling dengan benar atau dengan kata lain tidak asal-asalan. Tujuan dari keterampilan dasar konseling ini adalah agar konselor atau guru BK mampu melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien, serta professional dalam mengkonseling konseli (siswa).

Salah satu bentuk keterampilan dasar konseling adalah keterampilan attending. Menurut Carkhuff (dalam Retno dan Eko, 2007) menyebutkan bahwa attending adalah cara menyiapkan diri, bersikap atau berperilaku, mendengarkan, memberikan perhatian kepada klien sehingga klien merasa aman, nyaman, dan diperhatikan oleh konselor.
Keterampilan attending, meliputi:
a.       Posisi badan (gerak isyarat dan ekspresi muka)
1)      Penggunaan perilaku non verbal
            cara lain bagaimana konselor membuat klien-kliennya merasa benar-benar didengar adalah menyesuaikan perilaku non verbalnya. Misalnya, jika klien menyandarkan tubuhnya di kursinya dan ia menyilangkan kakinya lalu kemudia secara wajar konselor menyesuaikan sikap duduknya supaya serupa dengan klien, maka kemungkinan besar klien lebih merasa nyaman. Dengan melakukan hal tersebut, klien cenderung merasa-seolah-olah ada kedekatan dirinya dengan konselor, bukan memandang konselor sebagai seorang yang lebih superior, seorang ahli yang suka duduk diam dan bersandar di kusrsinya, mendengarkan dan menilai apa yang dikatakannya. Jelas bahwa penyesuaian perilaku seperti ini harus dilakukan dengan tepat sehingga konselor lebih terlihat bersikap natural daripada meniru-niru perilaku klien.
2)      Kedekatan fisik
            Sebagai seorang konselor sebaiknya kita duduk dengan jarak yang sesuai dengan orang yang sedang kita tolong supaya merasa nyaman
3)      Pemanfaatan gerak-gerik tubuh
            Kadang-kadang, pada saat-saat penting dalam proses konseling atau ketika seorang klien mengalami tekanan emosi yang sangat tinggi, akan lebih baik jika konselor mencondongkan tubuhnya ke depan. Sikap tubuh seperti ini akan membantu klien merasa bahwa konselornya mau melibatkan diri dalam problemnya dengan cara yang empatik. Namun, konselor harus berhati-hati agar tidak bergerak terlalu cepat saat konseling berjalan karena ini dapat mengganggu konsentrasi klien dan menrintangi alur pikirnya
4)      Ekspresi wajah
            Ekspresi wajah biasanya membawa dampak besar terhadap proses melibatkan diri. ekspresi wajah kita tidak memberikan tanda-tanda yang jelas tentang apa yang sedang kita pikirkan dan tentang sikap kita terhadap sesuatu. Tentu saja kita ingin menunjukkan ekspresi ketertarikan, kepedulian dan keprihatinan. Juga, kita ingin menghindari ekspersi wajah yang menunjukkan kesan penilaian-penilaian negative terhadap lawan bicara kita atau terhadap apa yang ia bicarakan.
b.      Kontak matak
      Kontak mata merupakan cara yang penting karena melalui ini manusia membangun kontak dengan orang lain dan saling melibatkan diri. kita tidak hanya menggunakan kedua mata kita untuk menjalin kontak, tetapi juga untuk menyampaikan pesan-pesan melalui cara kita menggunakan mata. Penting untuk diingat bahwa budaya yang berbeda memiliki norma sosial yang berbeda juga dalam hal level-level kontak mata yang dianggap pantas. Meski demikian, jika kita ingin yakin bahwa kita menyimak segala perkataannya, kontak mata dengan cara yangpantas akan dapat memberikan pesan yang jelas bahwa kita memperhatikan dan tertarik pada apa yang dikatakannya.
      Gaze berarti memandang daerah-daerah wajah orang lain. Keterampilan gaze yang baik mengindikasikan ketertarikan dan memungkinkan anda menerima pesan-pesan wajah penting. Penggunaan gaze terhadap klien dapat memberikan isyarat-isyarat tentang kapan berhenti mendengarkan dan mulai merespon. Tetapi isyarat-isyarat utama yang digunakan dalam mensinkronkan percakapan adalah pesan-pesan verbal dan suara bukan pesan tubuh. Ketrampilan kontak mata yang baik melihatkan konselor melihat kearah klien untuk memungkinkan mata anda sering bertemu
c.       Mendengarkan
      Tugas utama konselor adalah mendengarkan klien dan memanfaatkan strategi-strategi yang dapat membantu klien menemukan solusi-solusi mereka sendiri. Solusi-solusi ini akan lebih sesuai bagi klien karena merekalah yang menemukannya.
Setiap kali kita mendengarkan seseorang, kita memberikan sinyal-sinyal yang sangat halus. Sinyal-sinyal ini akan menjadi petujuk yang mengindikasikan bagaimana respons kita terhadap apa yang dikatakan orang yang sedang berbicara pada kita dan juga mendindikasikan perasaan-perasaan kita terhadap orang tersebut

Sumber:
Geldard Kathryn, dan David Geldard. 2011. Keterampilan Praktik Konseling Pendekatan Integratif. Yogyakarta: Pustaka Pelaja
Musnamar Tohari. 2004. Membantu Memecahkan Masalah Orang Lain dengan Teknik Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar




Peran Bimbingan dan Konseling di Masyarakat


         Di kalangan masyarakat masih banyak yang belum mengetahui mengenai Bimbingan dan Konseling. Mereka hanya mengetahui guru BP yang saat ini menjadi guru BK. Masyarakat, khususnya siswa menganggap bahwa guru BK hanya menangani siswa-siswa yang bermasalah, bekerja hanya menghukum siswa-siswa atau bahkan ada yang beranggapan bahwa guru BK tidak mempunyai banyak kerjaan di sekolah. Tentu saja hal itu tidak benar. Karena guru BK bertugas untuk memberikan layanan Bimbingan dan Konseling yang sesuai dengan perkembangan, sehingga siswa mampu mencapai perkembangannya dengan optimal. Selain itu, guru BK juga bukan hanya menangani siswa yang bermasalah, tapi semua siswa, baik yang bermasalah maupun tidak. Untuk siswa yang bermasalah yang ditangani oleh guru BK tentu saja bertujuan agar siswa dapat mengentaskan permsalahannya, sehingga tidak menganggu belajarnya.
            Selain itu juga masih ada saja, guru BK yang merupakan bukan dari lulusan Bimbingan dan Konseling, melainkan dari Psikologi. Hal ini tentu saja tidak benar, meskipun Bimbingan dan Konseling merupakan ilmu terapan dari Psikologi, Bimbingan dan Konseling lebih mendalami ilmu-ilmu yang berkaintan dengan siswa di sekolah. Dengan adanya fenomena tersebut, seharusnya menjadi tamparan bagi semua Mahasiswa dan lulusan Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan kemampuan serta keterampilan. Sekolah merupakan ranahnya Bimbingan dan Konseling, sehingga yang menjadi guru BK di sekolah adalah dari lulusan Bimbingan dan Konseling, bukan dari lulusan dari program studi lain.
            Masyarakat juga menganggap bahwa Bimbingan dan Konseling hanya ada di sekolah saja. Nah, hal ini yang harus diluruskan. Bagi lulusan Bimbingan dan Konseling yang sudah menempuh pendidikan profesi, maka bisa menerima layanan konseling di luar sekolah atau biasa dibilang bisa membuka praktik konseling. Sebenarnya Bimbingan dan Konseling dapat dilakukan diberbagai aspek selain di sekolah, misal keluarga, dan tempat kerja. Lulusan Bimbingan dan Konseling dapat membantu masyarakat dalam menentaskan permasalahan keluarga, atau disebut dengan konseling keluarga. Di luar dunia pendidikan lulusan Bimbingan dan Konseling dapat menempati jabatan diberbagai perusahaan atau bidang tertentu. Bimbingan dan Konseling tidak harus selalu di sekolah. Misalnya saja bisa bekerja di Bank, perusahaan, BNN, atau yang lainnya.

            Jadi, Bimbingan dan Konseling tidak hanya ada di dunia penddikan saja, melainkan lebih dari itu. bimbingan dan konseling dapat membantu permasalahan yang ada di masyarat, serta memperoleh pekerjaan diberbagai perusahaan yang ada.

Jumat, 27 November 2015

FILSAFAT PENDIDIKAN DI INDONESIA


           Peran penting pendidikan yakni menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa. Pendidikan itu diselenggarakan oleh pemerintah. Tujuan dari pendidikan itu sendiri berkaitan dengan system nilai dan norma-norma dalam konteks keberdayaan.
           Pendidikan di Indonesia mengacu pada filsafat negara yakni Pancasila. Pancasila sebagai dasar filsafat pendidikan di Indonesia karena Pancasila sendiri hakikatnya juga filsafat, dasar negara, dan ideologi bangsa dan negara dapat mengakomodasi berbagai paham atau filsafat semua bangsa karena hakikat Pancasila bersifat universal, universal dalam konteks keIndonesiaan.
         Menjadi dasar filosofis pendidikan di Indonesia diperlukan kepahaman dan keyakinan yang mendalam tentang ontology, yakni hakikat dari Pancasila, epistemology yakni sumber kebenaran dari Pancasila dan aksiologi yakni nilai-nilai yang terkadung pada Pancasila.
         Fungsi pancasila sebagai landasan pemikiran dan pelaksanaan pendidikan di Indonesia dapat dipandang bahwa sudah ada landasan filosofis dalam pendidikan di Indonesia, namun secara formal belum disebut  sebagai dasar  filsafat pendidikan karena secara formal belum digunakan istilah filsafat pendidikan dalam sistem pendidikan di Indonesia.
         Pendidikan Pancasila sebagai filsafat bangsa dan filsafat pendidikan Indonesia yang merupakan termasuk pendidikan humanis-religius dalam hal tersebut bisa saling memposisikan diri. Pendidikan di Indonesia juga harus menanamkan dan melihat sisi budaya yang ada di Indonesia, karena Indonesia memiliki ragam budaya, maka Pancasila digunakan sebagai pemersatu.

Rabu, 15 April 2015

KULIAH UMUM BK PENDIDIKAN DASAR

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

            Pada hari kamis, tanggal 8 April 2015 prodi Bimbingan dan Konseling ,Universitas Teknologi Yogyakarta dalam mata kuliah BK Pendidikan Dasar menghadirkan praktisi Bimbingan dan Konseling dari SDI Al-Azhar Yogyakarta, yaitu Ibu Erni Setyani, S. Pd. Kegiatan ini tentu saja sangat bermanfaat bagi kami. Banyak pengetahuan baru yang didapatkan mengenai realita pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.

     Keberadaan Bimbingan dan Konseling saat ini masih jarang ditemui, karena masih yang beranggapan bahwa Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar tidak banyak mendatangkan manfaat. Padahal Bimbingan dan konseling di sekolah dasar bertujuan untuk membantu memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi-potensi yang mereka miliki agar berkembang secara optimal melalui program dan layanan Bimbingan dan Konseling.

        Menurut Ahman dan Sunaryo dalam Muhammad Ali, terdapat faktor penting yang membedakan layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar dan menengah, antara lain: (1) Bimbingan konseling di sekolah dasar lebih menekankan pentingnya peran guru dalam fungsi-fungsi bimbingan dengan model pembelajaran guru kelas; (2) fokus bimbingan konseling di sekolah dasar lebih menekankan pengembangan potensi peserta didik, pemahaman diri, pemecahan masalah, dan kemampuan membangun berhubungan secara efektif dengan orang lain; (3) bimbingan konseling di sekolah dasar lebih banyak melibatkan orangtua, mengingat pentingnya pengaruh orangtua dalam kehidupan anak sebelum dan selama di sekolah; (4) program bimbingan di sekolah dasar hendaknya peduli terhadap aspek perkembangan peserta didik sebagai kebutuhan dasar anak; (5) program bimbingan di sekolah dasar hendaknya meyakini bahwa usia SD merupakan tahapan yang amat penting dalam perkembangan anak

          Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar berbeda dengan pelaksanaan di SLTP atau di SLTA. Perbedaan ini terletak pada keterlibatan orangtua daripada peserta didik, karena peserta didik di SD masih sulit untuk diajak bekerja sama dengan konselor/guru BK dan faktor pentingnya pengaruh orangtua dalam kehidupan anak sebelum dan selama di sekolah. Selain itu, dalam pemberian layanan di sekolah dasar, konselor/guru BK tidak dapat menggunakan layanan klasikal seperti medote ceramah. Hal itu akan membuat peserta didik jenuh dan tidak memperhatikan dengan baik, maka untuk itu pemberian layanan harus dipraktekan secara langsung agar peserta didik mengerti dan memahami materi yang disampaikan. Contoh layanan Bimbingan yang cocok diterapkan di SD, dengan menggunakan metode bermain dan berceritam, namun inti pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dalam permainan tersebut. Misal, menyampaikan materi tentang kerjasama, maka bisa menggunakan permainan-permainan yang melatih kerjasama peserta didik.

          Tugas perkembangan peserta didik di Sekolah Dasar, yaitu memiliki kebiasaan dan sikap dalam beriman serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung, mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehati-hari,belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya dan belajar menjadi pribadi yang mandiri. Selain tugas perkembangan yang sudah dijelaskan di atas, tugas perkembangan peserta didik di SD, yaitu meliputi perkembangan fisik dan keterampilan, perkembangan kemampuan bahasa, perkembangan kondisi emosi, perkembangan sikap dan perilaku moral agama, perkembangan perilaku sosial-kelompok dan bermain, serta perkembangan intelektuaL (Muhammad Irham dan Novan Ardy, 2012:44)

       Sama halnya dengan Bimbingan dan Konseling di SLTP dan SLTA, di sekolah dasar pun pelayanan bimbingan dan konseling bukan hanya diberikan pada peserta didik yang mempunyai masalah saja, melainkan diberikan untuk semua peserta didik, agar proses perkembangannya berjalan lebih lancar.

      Berbeda dengan SLTP dan SLTA, penyusunan program dalam bimbingan dan konseling di sekolah dasar tidak dapat menggunakan alat non tes seperti DCM, IKMS, dan AUM, melainkan dengan menggunakan instrument ATP, observasi, wawancara dan study documenter. Untuk penyusunan program dari hasil need assessment dibuatbprogram tahunan, bulanan, mingguan dan harian.

       Permasalahan yang sering muncul di Sekolah Dasar, yakni penyesuaian diri awal masuk sekolah, tidak mau makan, memberontak di kelas, suka memuku, berkelahi, suka berbohong, kecanduan video porno, tempramen, bullying dan suka mencari perhatian. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, konselor/guru perlu menjalin komunikasi dan hubungan dengan semua pihak, baik wali kelas maupun orangtua peserta didik.

      Dengan adanya Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar, diharapkan perkembangan peserta didik menyelesaikan tugas perembangan secara optimal, menjadikan peserta didik sebagai individu yang memiliki kepribadian, perilaku dan sikap yang baik, serta membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki.

            SUMBER:

Irham Muhamad dan Novan Ardy Wiyani. 2012. Bimbingan & Konseling: Teori dan Aplikasi di  Sekolah Dasar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Rahardjo, Susilo dan Gudnanto. 2013. Pemahaman Individu Teknik Non Tes. Jakarta: Kencana


Rabu, 07 Mei 2014

Manfaatkan Hidup Ini

Kita hidup di dunia hanya sekali, manfaatkan hidup ini untuk hal-hal yang bermakna. jadikan sisa hidup kita bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. jangan menyia-nyiakannya. Ada pepatah yang mengatakan bahwa "bekerjalah seolah-olah kamu hidup seratus tahun lagi, dan beribadahlah seakan-akan besok kamu akan meninggal". Nah, maka dari itu sebagai umat beragama kita semestinya menjalankan perintah agama dan senantiasa menjahui segala larangannya.
Namun yang disesali ialah manusia selalu dalam keadaan rugi. Kita kadang tidak menyadari bahwa banyak waktu kita yang terbuang sia-sia. Seperti yang tercantum dalam Al-Quran surat Ashr ayat 2
إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
"Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian"
Oleh karena itu, mari kita belajar menghargai dan memanfaatkan waktu. Lalu, ada yang mengatakan bahwa 'Waktu adalah uang". Ya, itu memang benar. Coba bayangkan, berapa waktu yang kita sia-siakan untuk hal-hal yang kurang atau bahkan tidak bermanfaat bagi kita. Banyak bukan....??
Jika saja waktu sebanyak itu kita manfaatkan untuk membantu orang lain atau menjalankan kewajiban kita sebagai pelajar, tentu saja banyak manfaat yang akan kita petik. Tapi, mungkin memang sedikit sulit untuk melakukan hal-hal yang jarang dilakukan. Maka dari itu lakukan dari sekarang, lakukan mulai dari hal-hal yang terkecil dulu, dan biasakanlah. Maka, itu akan menjadi suatu kebiasaan yang ke arah positif.

Senin, 28 April 2014

Puisi 2



DIAM
Diamku bukan diam tanpa makna
Diamku menyimpan seribu bahasa
Diamku menyimpan sejuta rasa
Biarkan hanya aku yang tahu
Dan hanya aku saja yang merasakannya
Biar pun itu pahit
Sekalipun itu susah
Biarkan hanya aku saja yang menanggungnya
Tak peduli itu terasa menyakitkan untukku
Diam caraku untuk mengagumimu
Diam caraku untuk mengingatmu
Ku menjagamu dalam diam
Dan diam mengajariku untuk bersabar
Karena kau tak tahu bahwa ku menyukaimu dalam diam